Seperti Apa Kondisi Gua Hira Tempat Wahyu Pertama Turun Saat Ini?

Gua Hira di puncak Jabal Nur
pemandangan Mekkah dari puncak Jabal Nur foto: @samayainvestment

Sahabat Awan, bagaimana kabarnya? Tanpa terasa bulan suci Ramadan tahun ini sudah mencapai hari ke-20. Tentu mulai Selasa (11/4) malam nanti, masjid-masjid akan semakin sesak dipenuhi kaum Muslim yang tengah mencari berkah malam Lailatul Qodar.

Ya, memperbanyak ibadah di sisa 10 hari Ramadan adalah salah satu agenda penting setiap kali bulan puasa tiba. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara lain yang memiliki banyak sekali pemeluk agama Islam. Termasuk juga dengan Arab Saudi.

Bicara soal Arab Saudi, tentu akan sangat identik dengan Islam. Di negara itu ada tempat tersuci pemeluk agama Islam yakni Kabah yang menjadi kiblat atau pusat umat Muslim mengarahkan sholat mereka di seluruh Bumi. Namun tidak hanya Kabah saja yang menjadi destinasi religius di Arab, karena ada juga yang tak kalah populer yakni Gua Hira.

bagian dalam Gua Hira
bagian dalam Gua Hira foto: Shutterstock

Tidak hanya populer dikunjungi ketika musim Haji tiba, Gua Hira juga akan seringkali disebut di bulan Ramadan ini di saat Nuzulul Quran pada hari ke-17 Ramadan pekan lalu. Kenapa begitu? Tepat. Karena Gua Hira adalah saksi bisu di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT, melalui perantara Malaikat Jibril lebih dari 14 abad yang lalu.

Kini ratusan tahun sudah berlalu semenjak peristiwa turunnya Al-Quran, Gua Hira menjelma menjadi salah satu destinasi wajib wisata religius umat Islam.

Pertanyaannya, Seperti Apakah Gua Hira Saat ini?

Gua Hira
jamaah antri memasuki Gua Hira foto: Shutterstock

Tentu sebagai tempat wisata, Gua Hira sudah mengalami pemugaran dan perawatan termasuk dengan penambahan tangga permanen di dekat mulut gua. Dilansir Mecca, saat ini Gua Hira memiliki lebar 1,6 meter dan panjang 3,7 meter. Untuk bisa mencapai Gua Hira, Sahabat Awan harus menempuh perjalanan sekitar tujuh kilometer dari Masjidil Haram.

Berada di puncak Jabal Nur atau Gunung Cahaya di kawasan Hejaz, Sahabat Awan harus mendaki medan yang terjal dan menanjak setinggi 640 meter selama sekitar 1,5 jam, jika ingin mencapai Gua Hira. Gua ini memang hanya mampu menampung sekitar empat orang saja, tapi menjanjikan pemandangan kota Mekkah dari punggung Jabal Nur pada ketinggian 270 meter yang sangat memukau, termasuk Masjidil Haram dan Menara Zamzam yang tinggi menjulang.

Merasa sudah ngos-ngosan? Tenang saja, di sisi kanan menuju jalan setapak Gua Hira terdapat banyak toko yang menjual tongkat membantu jalan seharga 10 riyal (sekitar Rp40 ribu), minuman dan aneka souvenir

Supaya tak terlalu payah, Sahabat Awan bisa memilih mendaki Jabal Nur saat pagi hari dan bisa beribadah sejenak sambil merenungi peristiwa Nuzulul Quran yang luar biasa itu.

Jabal Nur
Jabal Nur

Posting Komentar

0 Komentar