Riak Kecil dari Nusantara itu Bernama Toko Token

TOKO TOKEN

Pernahkah kamu membayangkan, akan tinggal di dunia di mana Rupiah tidak lagi digunakan?

Mesin-mesin ATM terbengkalai begitu juga kantor-kantor cabang bank?

Bahkan kamu tak perlu cemberut saat tahu saldo rekening terpotong hanya karena admin bulanan atau biaya transfer?

Ah, apakah mungkin itu semua bisa terjadi? 

Mungkin saja. Apalagi kalau kamu kenal dengan yang namanya blockchain.

Apa Sih Blockchain itu?

kenalan dengan Blockchain © The Hungry JPEG/Pikepicture

Pada dasarnya, blockchain adalah teknologi yang dipakai sebagai sebuah sistem penyimpanan data digital. Di mana semuanya terhubung melalui kriptografi. Sedangkan kriptografi itu sendiri adalah sandi-sandi sastra yang disampaikan secara rahasia atau tersembunyi.

Sehingga kalau dipadukan, maka seluruh penyimpanan data digital yang ada dalam teknologi blockchain disampaikan lewat sandai-sandi rahasia.

Disebut dengan blockchain, karena memang tampilan teknologi ini merujuk pada block (blok/kelompok) dan chain (rantai). Sebagai sebuah teknologi digital, blockchain menggunakan resource komputer untuk membuat blok-blok yang saling terhubung layaknya rantai alias chain, demi melangsungkan sebuah transaksi lewat kode-kode rahasia.

Ketika sistem blockchain ini kamu jalankan, maka akan dimulai saat sebuah blok yang adalah komputer, menyimpan data digital baru. Di setiap blok ini ada semacam hash kriptografi sehingga mampu membentuk jaringan, karena hash kriptografi bertugas mengambil data dari blok asal yang kemudian diubah jadi compact string.

Nah, string inilah yang menjadi akan menjelma sebagai alarm saat mendeteksi adanya sabotase. Sehingga kalau disimpulkan dari cara kerjanya, bisa dibilang kalau sistem blockchain ini luar biasa aman.

Bisa bayangkan kalau seluruh transaksi keuangan kamu berjalan dalam sistem blockchain?

Artinya kamu tak perlu lagi pusing kalau ada orang yang ngaku-ngaku sudah beli barang dan mentransfer sejumlah uang, lalu memberikan bukti resi transfer yang ternyata palsu.

Kok bisa begitu?

Karena dalam sistem blockchain, kamu tak perlu lagi yang namanya mengecek mutasi rekening, atau bolak-balik complain ke bank saat mendadak ada saldo terpotong. Ketika transaksi itu terjadi di antara blok, maka bakal berlangsung secara realtime dan terekam jelas. Ingat, blockchain cuma mempunyai dua jenis record yakni transaksi dan blok. Sehingga jika memang tak ada perpindahan uang dalam blok-blok tersebut, maka transaksi belumlah dilakukan.

Blockchain, Sistem Keuangan yang Merdeka

revolusi keuangan
© Vecteezy/Chalermsuk Bootvises

Tunggu, jika melihat penjelasannya, apakah ini artinya blockchain tidak melibatkan bank sentral?

Tepat sekali.

Sesuai dengan sifatnya yang terdesentralisasi, tak ada satupun otoritas yang memiliki kendali penuh atas blockchain. Blok-blok ini terpecah ke setiap komputer yang sudah memasang software alias perangkat lunak khusus. Kamu yang ada di kaki gunung Arjuno, Jawa Timur bisa menjadi salah satu rantai blok dari jaringan blockchain dunia, dan dapat mudah mengirimkan uang ke penjual sepatu di Montreal, Kanada sana.

Mengirim uang ke Kanada? Yap. Tanpa perantara bank sentral? Benar sekali. Tanpa perlu mengubah kurs Rupiah ke dolar AS? Tepat. Tak perlu buang-buang uang sebagai biaya transfer antar negara? Ya ya ya.

Semua itu bisa dilakukan lewat sistem blockchain.

Layaknya buku kas digital yang bisa diakses siapa saja dan kapan saja secara mudah, tak berlebihan kalau akhirnya blockchain ini dianggap sebagai revolusi bidang keuangan. Membuat setiap manusia jauh lebih merdeka dalam melakukan berbagai transaksi finansial, tanpa harus ribet meminta persetujuan dari bank sentral.

Saat sistem blockchain dijalankan dan digunakan, seluruh transaksi bisa terjadi lebih aman dan transparan karena semua orang bisa memantaunya secara online. Tak akan ada lagi yang namanya money laundry atau mungkin korupsi dana bansos (bantuan sosial) yang biasanya 'disunat' dari rekening pemerintah pusat, rekening pemerintah daerah, rekening perangkat desa, baru ke rekening warga penerima.

Dan supaya lebih meyakinkan kamu, teknologi blockchain ini bersifat append only atau hanya bisa ditambahkan, sehingga tak dapat disunting alias di-edit.

Artinya ketika kamu hendak melakukan pengiriman uang ke saudaramu lewat blockchain, setelah diverifikasi oleh para penambang alias miner dan kemudian dieksekusi melalui rantai-rantai blok, sama sekali tak bisa dbatalkan.

Membiarkan hacker melakukan peretasan? Akan sulit terjadi.

Karena seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, blockchain laksana buku kas digital raksasa yang bisa dipantau dari sudut Bumi manapun.

Ketika sistem blockchain dirasa bakal merevolusi industri keuangan secara besar-besaran, dunia pun berkenalan dengan yang namanya cryptocurrency alias mata uang kripto. Seperti namanya, cryptocurrency inilah yang akhirnya menjadi 'mata uang resmi' dalam sistem blockchain.

Industri cryptocurrency mungkin benar-benar bikin saya tertampar pada bulan April hingga Mei tahun 2021 ini. Di tengah kelesuan luar biasa karena pandemi Covid-19, mata uang kripto justru berbondong-bondong mencetak harga fantastis.

Dipimpin oleh Bitcoin, dunia seolah tersadar akan potensi cryptocurrency yang berjalan di atas teknologi blockchain tersebut.

Bayangkan saja, satu 'keping' Bitcoin (BTC) pada pertengahan April 2021 menembus angka US$63 ribu atau setara dengan Rp920 jutaan. Padahal di awal kemunculannya pada tahun 2010 atau lebih dari satu dekade silam, satu BTC cuma diharga kurang dari satu dolar AS, atau di bawah Rp14 ribu.

Begitu luar biasa dan mengerikan.

Andai saja saya sudah mengoleksi dua keping BTC saja di tahun 2010 yang saya beli dengan uang kembalian beli bensin, saya mungkin bisa membeli satu unit rumah super mewah dengan harga lebih dari satu miliar Rupiah, di bulan Mei 2021. 

Kondisi inilah yang akhirnya mengajarkan saya untuk melirik mata uang kripto sebagai salah satu aset menjanjikan.

Toko Token, Si Uang dari Masa Depan

TKO dari Tokocrypto

Hmm, meskipun terdengar keren dan punya nilai tukar luar biasa fantastis, tetap saja Bitcoin berasal dari luar negeri. Apakah tidak menutup kemungkinan adanya dominasi dan penguasaan nilai sehingga membuatnya mirip dengan mata uang fiat?

Tenang saja. Kalau kamu memang termasuk yang menjunjung tinggi nasionalisme, maka kamu harus berkenalan dengan Toko Token alias TKO.

Secara mudahnya, TKO adalah mata uang kripto selayaknya Bitcoin, tapi diterbitkan oleh Tokocrypto. Kalau kamu cukup mencari informasi mengenai cryptocurrency, Tokocrypto jelas tidak asing. Di mana Tokocrypto adalah salah satu exchange populer di Indonesia yang keberadaannya diakui resmi oleh Bappebti.

Berdiri pada Juni 2017, Tokocrypto ikut kecipratan saat popularitas mata uang kripto bikin gempar. Hanya di tiga bulan pertama tahun 2020 saja, sudah ada lebih dari 200 ribu pengguna yang terdaftar dengan 30 ribu di antaranya adalah trader mingguan yang aktif, sebagai bukti banyak masyarakat ingin meraup untung cryptocurrency.

Tak heran karena memang bagaimanapun juga Tokocrypto adalah platform pertukaran kripto pertama yang sudah mengantongi izin resmi dari Bappebti.

Dengan pencapaiannya yang luar biasa, Tokocrypto pun akhirnya dilirik oleh Binance, perusahaan blockchain global dan memperoleh pendanaan di bulan Mei 2020 lalu.

Tak main-main, Tokocrypto rupanya mengembangkan proyek ambisius yakni CeDefi di atas BSC (Binance Smart Chain). Sebagai teknologi blockchain generasi berikutnya, BSC disebut punya biaya lebih rendah, kecepatan transaksi lebih baik hingga layanan yang dapat diandalkan. Dan ternyata token CeDeFi yang dikembangkan oleh Tokocrypto ini adalah TKO.

Sebagai token hybrid pertama di Indonesia, TKO memadukan sistem CeFi (Keuangan Terpusat) dan DeFi (Keuangan Terdesentralisasi).

Demi meningkatkan antusias para investor dan trader mata uang kripto, utilitas CeFi untuk TKO ini adalah pogram-program tabungan seperti TKO Deposit, TKO Rebate, TKO Saving dan TKO Cashback, seperti layaknya saat kamu hendak membuka bangunan di bank.

Sudah resmi dirilis sejak pekan pertama bulan April 2021, TKO hanya butuh waktu 30 menit saja untuk bikin gempar. Kontan melaporkan jika harga TKO melambung lebih dari 3000% ketika pertama kali listing. Coinmarketcap menyebutkan jika TKO ada di kisaran Rp30 ribuan per 'keping'.

Kalau sudah begini, tak berlebihan jika ke depannya TKO akan menjadi sebuah arus besar dalam industri cryptocurrency dunia. Dengan fakta trader mata uang kripto di Tanah Air makin besar, TKO bukan tak mungkin bisa mencapai kalangan elit dalam mata uang kripto.

Apakah ke depannya TKO akan menjadi sebuah riak besar dari Indonesia di jagat cryptocurrency?

Bukan hal yang mustahil.

CoinMarketCap melaporkan jika TKO ada di posisi Rp22.532 untuk nilai tukarnya. Sebuah waktu yang tepat untuk mulai menyimpan sebanyak mungkin dan kemudian dijual kembali di waktu yang tepat, saat TKO sudah berubah jadi gelombang pasang yang siap menghempas industri keuangan global. 

Jadi tunggu apalagi? Ada baiknya kamu mulai mempertimbangkan diri untuk berbelanja TKO hanya di Tokocrypto, sekarang juga! Ingat, mereka yang berhasil merangkai masa depan finansial lebih baik, sudah melakukan keputusan besar di masa lalunya, termasuk dalam urusan investasi finansial ke cryptocurrency.

Posting Komentar

0 Komentar