Seorang
pembawa acara TV asal Amerika Serikat, Bill Nye pernah berkata ‘Everyone you will ever meet knows something
you don’t’.
Saya benar-benar sangat sepakat dengan itu. Karena memang dalam setiap pertemuan kita dengan orang lain, akan ada sesuatu hal baru yang kita pelajari. Penggalan quotes itu kembali terngiang di benak saat saya membaca informasi laptop Vivobook 13 Slate OLED (T3300) sudah menggunakan sistem operasi terbaru yaitu Windows 11, karena saya langsung teringat akan sosok Agung Tri Ono.
Memang apa
kaitan Windows 11 dan Agung?
Menurut
saya kedua hal yang berbeda entitas itu memiliki hal yang sama yakni mengubah
peradaban.
Ya, Agung si pemuda pesisir pantai itu begitu mampu membuat saya terinspirasi sejak pertama kali berjumpa dengannya di akhir Desember 2021 lalu. Di tengah segala kekurangan yang dia hadapi, Agung mampu menyadarkan diri saya bahwa setiap dari kita memang bisa menjadi agen perubahan. Namun langkah yang dipilih Agung jauh lebih raksasa yakni menggerakan roda peradaban tempat kelahirannya, Dusun Lenggoksono di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang sana.
Langkah-Langkah Kecil Agung Demi Mimpi Besarnya
Sekitar
tiga jam perjalanan dengan sepeda motor kala itu saya tempuh dari Kota Batu
menuju Lenggoksono tempat tinggal Agung. Saya tiba lebih siang dari janji awal
karena memang sempat salah jalan. Sedikit canggung saat berjumpa dengan Agung
untuk kali pertama karena sebelumnya kami hanya berkomunikasi lewat WhatsApp.
Saya masih ingat betul dengan kalimat yang terlontar dari mulut Agung saat saya takjub atas banyaknya jadwal webinar yang harus dia jalankan.
“Saya ini cuma lulusan SMP. Saya harus banyak belajar, banyak meningkatkan kualitas diri karena motivasi saya sangat besar untuk mengenalkan Lenggoksono ke seluruh Indonesia,”
Ya, pemuda berusia 33 tahun itu bahkan sudah begitu menginspirasi di jam-jam awal perjumpaan kami. Semakin waktu bergulir, Agung mengajak saya untuk berkeliling Lenggoksono. Bertemu dengan Ibu-Ibu dasawisma, bocah-bocah yang asyik bermain sampai berjumpa Kasembadan, pakdhe yang begitu dia banggakan, saya semakin paham kalau Agung adalah pemuda dengan mimpi luar biasa besar.
Tak berlebihan kalau sepertinya saya bilang jika Agung sudah mengubah peradaban tempatnya lahir. Bagi kalian yang tidak tahu, Lenggoksono awalnya hanyalah sebuah dusun terpencil di Tirtoyudo yang bisa dianggap sebagai salah satu kawasan paling selatan di Kabupaten Malang dan pulau Jawa itu sendiri. Masyarakat di daerah pesisir terpencil mungkin biasanya hanya akan menggantungkan hidup pada lautan dengan menjadi nelayan.
Atau mungkin jika di Lenggoksono karena masih banyak kebun-kebun dan perbukitan, keseharian mereka bisa menjadi seorang petani.
Namun di dalam rancangan masa depan Agung, Lenggoksono harus jadi lebih dari itu. Melemparkan asa menjadi sebuah desa tangguh dan mandiri, Agung tahu kalau ada banyak hal yang harus dia benahi. Bukan perkara mudah tentunya bagi seorang milenial menggerakkan masyarakat desa dari berbagai latar belakang dan usia itu. Berikut beberapa di antaranya yang berhasil dilakukan oleh Agung:
1. Pengolahan Sampah Plastik Kering yang Terpadu
Bagi
masyarakat perkotaan, sampah sudah menjadi sebuah masalah yang seolah tak
berujung. Menurut Wahyu Setianto selaku Kepala DLH Kota Malang seperti dilansir
Mongabay pada tahun 2021, volume
sampah warga kota Malang setiap harinya mencapai 700 ton. Bahkan sekalipun
sudah dipilah di TPSS dan bank sampah, tetap ada setidaknya 300 ton sampah
dibuat ke TPA Supiturang.
Permasalahan sampah di perkotaan inilah yang dicegah oleh Agung lewat program lingkungan terpadu. Agung mengajak Ibu-Ibu penggerak dasawisma untuk bersama melakukan pemilahan pada sampah kering yang biasanya merupakan botol-botol plastik hingga aneka bungkus produk rumah tangga seperti deterjen, sabun, pasta gigi, minuman sachet sampai snack anak-anak.
Hal ini
terwujud dari kegiatan masyarakat RW 01 di Lenggoksono yang membiasakan diri
setiap hari Sabtu untuk kegiatan bersih lingkungan. Dalam kegiatan itu, setiap
warga wajib membawa sampah plastik rumah tangga untuk dikumpulkan dan didaur
ulang. Nantinya sampah-sampah yang mayoritas kemasan plastik produk itu dicuci
hingga bersih baru kemudian dipotong.
Ada dua hal yang bisa dilakukan dengan potongan plastik itu yakni pertama diolah menjadi produk ekonomis seperti dompet atau tas, kedua menjadi ecobrick. Bahkan untuk ecobrick-ecobrick yang terkumpul dan punya daya tahan kuat itu disulap menjadi kursi maupun gapura rumah. Tentu hal ini mampu membuat volume sampah plastik yang tidak mudah hancur itu berkurang drastis.
2. Pengolahan Limbah Dapur Jadi POC
Tak hanya
sampah-sampah plastik kering yang dapat didaur ulang, Agung juga mengajak warga
Lenggoksono mengolah limbah-limbah dapur mereka seperti sisa makanan untuk
menjadi POC (Pupuk Organik Cair). Tentu butuh waktu lebih lama bagi limbah
dapur menjadi POC karena harus didendapkan dulu setidaknya 15 hari hingga
berfermentasi di dalam wadah-wadah tertutup rapat.
Nantinya POC dengan aroma luar biasa tak sedap yang sudah mengendap itu akan dibawa ke kebun-kebun mereka untuk menggantikan pupuk kimia pabrik. Hal ini jelas sangat membantu warga yang berprofesi sebagai petani karena lokasi Lenggoksono yang bahkan sangat jauh dari pusat Kabupaten Malang atau bahkan Dampit sekalipun, membuat mereka kesulitan jika harus bolak-balik melintasi bukit demi membeli pupuk. Lewat POC, masalah limbah dapur beres dan tanah kebun atau sawah lebih subur.
3. Pemberdayaan Tanaman-Tanaman Obat
Melihat
bagaimana Dusun Lenggoksono tertata kini menjadi sebuah tempat tinggal yang
rapi dan sangat bersih, Agung justru memberitahu saya kalau dulunya tidak
demikian. Dalam ingatannya, Lenggoksono awalnya hanya dusun yang bahkan tak
semua orang punya tempat sampah di depan rumah mereka. Bukan hanya sekadar
mengubah gaya hidup jadi lebih peduli lingkungan, Agung juga berhasil mengajak
masyarakat tempatnya tinggal berdaya lewat tanaman obat mandiri.
Ya, program TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yang pernah begitu ramai dilakukan di wilayah perkotaan ternyata juga dilakukan oleh Agung di Lenggoksono. Beberapa RT di wilayah RW01 bahkan memiliki kebun-kebun TOGA kecil yang dipenuhi aneka tanaman herbal seperti jahe, kunyit, temulawak, kencur, sirih, temu ireng, lidah buaya, sambiloto, binahong sampai beluntas. Tak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan keluarga, beberapa keluarga bahkan mengolah tanaman TOGA itu menjadi jamu-jamu segar siap minum yang berhasil saya bawa dua botol ke Kota Batu.
4. Denyut Nadi Kesenian Bagi Warga Desa
Bukan hanya
mengarahkan warga Lenggoksono untuk lebih peduli pada lingkungan saja, Agung
juga turut kembali menghidupkan kesenian sebagai denyut nadi kehidupan. Zaman
mungkin boleh berubah dengan sangat pesat, tapi Lenggoksono terutama generasi
muda yang kebanyakan adalah anak-anak gen Z, Alpha atau Beta harus tetap
memahami kesenian yang pernah begitu digandrungi para leluhurnya yakni kuda
lumping.
Sekadar informasi, kuda lumping sebetulnya adalah tradisi yakni sudah jadi ikon Desa Purwodadi selama generasi ke generasi. Di tangan Agung dan tentunya bantuan seluruh warga, kesenian ini tetap hidup dan lestari. Anak-anak laki atau perempuan Lenggoksono sudah terbiasa berlatih menari diiringi alunan kendang, kenong dan gong kecil setiap Sabtu malam di balai dusun. Tubuh-tubuh kecil mereka tampak gemulai memainkan selendang yang terikat di pinggang maupung gongseng yang bergemericing di kaki.
Sungguh, saya hanya bisa takjub dengan bagaimana Agung melakukan perubahan terhadap Lenggoksono. Tak ada wajah pongah yang dia perlihatkan kala saya terus menikmati betapa menakjubkannya wilayah tempat dia dilahirkan itu. Perbincangan kami pun berlanjut selepas siang setelah Agung mengajak saya makan siang bersama di rumahnya.
Kelak ketika santapan lezat itu sudah usai, saya tahu kalau semua yang dilakukan Agung sejauh ini hanyalah langkah-langkah kecil demi perubahan roda peradaban yang lebih besar. Agung dengan segala keterbatasannya, mulai merangkai asa membuka Lenggoksono menjadi Desa Wisata.
ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300) Cocok Temani Agung Mewarna Masa Depan
Tentu bukan
perkara yang mudah untuk menjadi sebuah Desa Wisata. Ada banyak hal yang harus
dibenahi oleh Agung jika memang ingin membawa Purwodadi, atau setidaknya
Lenggoksono sebagai salah satu unggulan di Kabupaten Malang. Menurut saya,
salah satu hal paling mendasar yang harus menjadi fokus Agung saat ini adalah
keberadaan perangkat seperti laptop, yang akan mendukung seluruh rencana
kegiatannya.
Melalui sebuah laptop yang benar-benar mumpuni, Agung akan tetap bisa meningkatkan kualitas diri dengan mengikuti berbagai pelatihan online, sembari kemudian menyampaikan pembelajarannya ke warga Lenggoksono lain yang mungkin belum cukup melek teknologi seperti dirinya. Saya berandai-andai, ASUS Vivobook 13 Slate OLED tentu akan menjadi teman yang sangat tangguh bagi Agung untuk merangkai mimpi besarnya itu.
Berikut beberapa hal yang ditawarkan ASUS Vivobook 13 Slate OLED dan akan sangat sejalan dengan kegiatan Agung mewujudkan rencananya demi Lenggoksono:
1. Laptop Oke, Tablet Oke
Beberapa bulan sejak pertemuan pertama kami di Lenggoksono, saya mendapatkan informasi jika Agung dan beberapa warga tempatnya tinggal yang memang jadi penggerak perubahan Lenggoksono, melakukan banyak perjalanan ke desa-desa lain di Malang Raya. Tujuan dari kegiatan ini jelas yakni untuk menambah pengetahuan positif yang bisa diterapkan ke Lenggoksono. Tentu karena kegiatan itu, laptop yang terlalu berat bisa jadi masalah bagi Agung.Namun dengan ASUS Vivobook 13 Slate OLED, Agung jelas tak akan pusing lagi. Laptop ini sangatlah ringkas dan fleksibel, bahkan bisa dibilang lebih menyerupai tablet modern yang sudah diberkahi sistem operasi Windows 11. Desain bodinya yang begitu anti ribet dengan bobot cuma 780 gram, membuat Vivobook 13 Slate OLED sangat nyaman dibawa kemana-mana. Sebagai laptop detachable alias bodi dan keyboard bisa dilepas, perangkat ini sangat cocok mendukung kesibukan Agung.
Apalagi ASUS juga memberikan dua aksesoris penting sekaligus yakni detachable keyboard dan detachable stand cover. Keberadaan dua aksesoris ini membuat Vivobook 13 Slate OLED tetap bisa digunakan di manapun entah di rumah, menanti suguhan di restoran hingga dalam perjalanan kendaraan.
Tak perlu cemas butuh kabel tambahan karena kedua aksesoris ini terkoneksi langsung lewat pogo pin yang sudah dilengkapi dengan magnet sehingga mudah dibongkar pasang. Bahkan untuk detachable keyboard pada Vivobook 13 Slate OLED, sudah ada touchpad yang membuatnya benar-benar berfungsi secara cepat sebagai laptop saat Agung sedang butuh kegiatan komputasi. Sedangkan detachable stand cover membantu layar Vivobook 13 Slate OLED berdiri portrait karena engselnya dapat terbuka hingga 170 derajat, agar leluasa ketika memakai stylus ASUS Pen 2.0.
Kemampuan ini membuat Agung akan dengan cepat menjelaskan ide-ide baru kepada masyarakat di desanya ketika sedang melakukan pertemuan di balai desa. Hanya bermodalkan ASUS Pen 2.0 dan layar Vivobook 13 Slate OLED, informasi itu bisa disampaikan jauh lebih interaktif dan menarik. Stylus ini bisa dipakai secara mudah lewat koneksi Bluetooth saja dan dapat berperan untuk mengambil tangkapan layar, berpindah halaman saat presentasi bahkan menggambar berkat ketajaman pena yang dapat diatur.
2. Fitur Mumpuni dan Sudah Windows 11
Satu hal yang semakin menguatkan ASUS Vivobook 13 Slate OLED sebagai laptop yang cocok untuk seluruh kegiatan Agung adalah karena keberadaan Windows 11. Kebetulan saya sendiri juga sudah menggunakan sistem operasi terbaru tersebut pada laptop ASUS saya.Berikut beberapa keunggulan yang ditawarkan oleh Windows 11 dan menurut saya sesuai dengan kebutuhan Agung:
- Tampilan baru yang lebih fresh dengan pengalaman berbeda jika dibandingkan Windows 10. Bahkan bisa dibilang desainnya serupa dengan sistem operasi Mac OS x serta Linux karena tombol start menu berada di sisi tengah
- Menu setting dibuat lebih ringkas dan elegan yang berjajar rapi sehingga kita lebih mudah mengaksesnya. Keberadaan dark mode yang jadi favorit saya juga bisa diaktifkan agar penggunaan lebih nyaman
- Fitur snap layout sangat membantu mengatur banyak jendela kerja saat harus dituntut multitasking. Keunggulan ini yang juga menjadi keyakinan bagi saya bahwa Agung akan sangat terbantu mengingat dia juga melakukan pengolahan komputasi yang tidak hanya sekadar mengetik atau browsing saja
- Adanya peningkatan keamanan karena Windows 11 membutuhkan fitur TPM 2.0 dalam setiap perangkat yang hendak dipasangkan. Fitur ini menjadikan ASUS Vivobook 13 Slate OLED lebih aman dan tingkat kerusakan yang berkurang saat diretas atau diserang malware
- Kembali hadirnya Widget yang ada pada sisi kiri layar, sehingga Agung yang meskipun berada di ujung dekat Samudera Hindia akan tetap update dengan berbagai berita sampai informasi cuaca. Lewat Widget ini, Agung juga akan sangat terbantu dalam menemukan foto favorit hingga daftar tugas yang bakal dilakukan. Hidup pun jadi lebih terjadwal terutama untuk urusan pengingat webinar
- Sudah terintegrasi dengan Teams yang merupakan alat konferensi video dan perpesanan milik Microsoft. Di mana Teams ini juga menjadi aplikasi lintas platform yang dapat diakses melalui Android, iOS maupun perangkat Windows lainnya
Selain keberadaan Windows 11 yang semakin membuktikan jika ASUS Vivobook 13 Slate OLED adalah laptop yang mumpuni sekalipun berstatus sebagai perangkat detachable, urusan konektivitas juga tetap diperhatikan. ASUS membenamkan dua port USB 3.2 Gen2 Type-C pada Vivobook 13 Slate OLED yang tak hanya untuk transfer data juga, tapi bahkan mengisi daya dan penghubung ke monitor eksternal.
Keberadaan port USB Type-C untuk mengisi daya menjadikan ASUS Vivobook 13 Slate OLED bisa di-charger dengan power bank dalam kondisi darurat. Sebuah kelebihan yang tentu sangat dibutuhkan oleh Agung jika sedang melakukan perjalanan dan tidak menembukan sumber listrik. Bahkan adaptor charger yang begitu mungil dan portable pun dapat dipakai untuk mengisi daya baterai smartphone.
3. Koneksi WiFi Terbaik, On Cam Webinar Jalan Terus
Demi
menghubungkan dirinya dan Lenggoksono kepada dunia internet memang sangat
membantu seluruh kegiatan Agung. Namun dengan ASUS Vivobook 13 Slate OLED,
Agung tak akan repot lagi mencari jaringan WiFi berkualitas karena laptop
ini sudah dilengkapi teknologi generasi
terbaru WiFi 6. Di mana teknologi itu memungkinan kecepatan transfer data lebih
baik dengan sinyal stabil.
Apalagi keberadaan ASUS WiFi Master pada Vivobook 13 Slate OLED membuat laptop ini mampu mencari koneksi WiFI access point kualitas sinyal terbaik secara otomatis, tanpa perlu mencari-cari lagi secara manual. Dengan begitu kegiatan webinar online yang masih sering dilakukan Agung bukanlah masalah lagi, apalagi jika dirinya harus on camera.
Tak seperti laptop pada umumnya, ASUS membekali Vivobook 13 Slate OLED dengan dua kamera yakni depan-belakang selayaknya smartphone. Jika kamera depannya punya resolusi 5MP, kamera belakangnya sebesar 13MP.
Tentu kedua spesifikasi kamera itu akan mampu berperan dengan apik baik saat harus difungsikan ketika webinar online, maupun untuk mengabadikan perubahan demi perubahan yang terjadi di Lenggoksono, sebelum akhirnya disampaikan kepada masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan Agung untuk menjadikan dirinya sebagai content creator digital yang siap memberikan informasi mengenai Lenggoksono.
Bahkan untuk kebutuhan webinar, Agung tak perlu cemas bakal terganggu suara-suara yang tak perlu karena ASUS Vivobook 13 Slate OLED sudah dilengkapi teknologi audio Next-level AI Noise-Cancelling. Teknologi AI ini diyakini mampu meredam kebisingan lewat machine learning yang bisa memblokir suara-suara asing seperti bayi menangis, keramik dipotong, penjual es teler, penyedot debu hingga ketikan dan langkah kaki. Adalah fitur ClearVoice Mic dan ClearVoice Speaker dalam aplikasi MyASUS yang bertanggung jawab untuk menjalankan tugas penting ini.
4. Layar OLED yang Begitu Memukau
Kalau
disuruh memilih apakah keunggulan yang paling menonjol dari ASUS Vivobook 13
Slate OLED (T3300) ini, maka jawaban saya adalah pada layar berteknologi ASUS
OLED yang dimilikinya. Penggunaan layar ASUS OLED menjadikan laptop ini punya
kualitas visual terbaik dan sangat melindungi kesehatan mata karena sudah
dibekali berbagai sertifikasi layar kelas profesional.
ASUS menggunakan teknologi Eye Care yang sudah tersertifikasi TUV Rheinland sehingga mata kita terlindungi dari bahaya sinar biru. Untuk mereka yang menggunakan laptop dalam waktu lama, sinar biru yang masuk dalam kategori HEV Light ini bisa memicu gangguan tidur, depresi, obesitas, merusak retina serta tentunya mata mudah lelah. Bagi orang seperti Agung yang tentu membutuhkan kegiatan komputasi sehari-hari, Vivobook 13 Slate OLED tentu bukanlah masalah jika digunakan selama berjam-jama.
Hampir setiap tone warna yang dihasilkan Vivobook 13 Slate OLED bisa dibilang sangatlah akurat, luar biasa jernih, tanpa efek blur dan begitu mendetail bahkan dalam tingkat kecerahan rendah. Hal ini terjadi karena layar OLED-nya mempunyai 100% DCI-P3 color gamut, up to 550 nits peak brightness, 0.2 ms response time, extremely high 1.000.000 : 1 contrast ratio, VESA DisplayHDR™ True Black 500 certified, dan 1.07 billion colors.
Kualitas cakupan warna yang sangat luas ini terbukti lewat sertifikasi PANTONE Validated Display. Layar ASUS OLED bahkan sudah dikalibrasi sejak awal supaya warna yang dihasilkan bisa tampil sebagaimana mestinya. Sebuah kondisi yang sangat cocok bagi para profesional kreatif seperti Agung.
Untuk keinginannya menjadi seorang vlogger, Agung jelas akan sangat terbantu karena layar ASUS OLED punya response time sangat kencang yakni 0.2ms. Sehingga gambar-gambar bergerak dapat tampil makin tajam serta detail, serta tentunya begitu berguna dalam proses editing video yang bakal diunggah ke media sosial.
Tak cuma tampilan visual memukau, ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300) juga punya kualitas audio yang bisa dibilang terbaik di kelas perangkat detachable. Keberadan sistem quad-speaker dan teknologi SmartAMP membuat laptop ini mampu menghasilkan audio yang lantang tapi tidak terdistorsi, sehingga tetap jernih kendati volume maksimal.
5. Baterai Bandel, Kegiatan Keseharian Aman
Keunggulan
terakhir yang semakin menjadikan ASUS Vivobook 13 Slate OLED begitu cocok
dengan seorang penggerak perubahan seperti Agung adalah daya tahan baterai
memuaskan. Ditenagai oleh Intel quad-core yang punya tingkat konsumsi daya
efisien, laptop ini dibekali baterai 50WHrs. Melalui uji penggunaan PCMark 10,
laptop ini bisa memutar video selama lebih dari delapan jam nonstop.
Keberadaan RAM LPDDR4X sebesar 8GB dan penyimpanan PCIe Gen3 SSD sebesar 256GB membuat ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300) sangat mampu menunjang aktivitas komputasi sehari-hari Agung. Singkat kata, laptop ini memang akan bisa menjadi teman perjalanan terbaik seorang Agung Tri Ono dalam mewujudkan mimpi besarnya atas Lenggoksono.
Berikut tabel spesifikasi ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300):
CPU | Intel Pentium Silver N6000 |
GPU | Intel UHD Graphics |
OS | Windows 11 Home |
RAM | 4GB, 8GB LPDDR4X |
Dispay | 13.3-inch OLED, 1920 x 1080, 550nits, HDR True Black 500, Pantone Validated, Touch Screen |
Storage | 128GB eMMC, 128GB PCIe 3.0 NVMe SSD |
I/O Ports | 2x USB 3.2 Gen2 Type-C, MicroSD Card Reader, 1x 3.5mm Combo Jack |
Connection | Up to WiFi 802.11ax, up to Bluetooth 5.0 |
Battery | 50Whr, 3-Cell Li-Ion, 65W Charging |
Audio | 4-Way Stereo Speakers, Array Microphone, Smart Amp |
Others | 13MP Rear Camera, 5MP Front Camera, 1.4mm Travel Keyboard, Cortana Support |
Dimensions | 309.9 x 190 x 7.9mm |
Weight | 780g |
Perjuangan Agung yang Menginspirasi Banyak Pemuda Lainnya
Milenial
memang bisa dibilang sebagai generasi penguasa di negeri ini. Hanya saja
kelompok usia saya ini lebih sering dipandang negatif berkat kebiasaan
konsumtif dan seolah tak punya masa depan cemerlang itu. Namun berkat kehadiran
Agung, kita mungkin bisa kembali menempatkan milenial sebagaimana perannya
sebagai agen perubahan. Di dalam benak jiwa-jiwa muda mereka, roda peradaban
bahkan bisa diputar.
Doa terbaik saya untuk seorang Agung Tri Ono agar dia bisa mewujudkan hasratnya mengubah Dusun Lenggoksono yang memiliki keindahan Teluk Bowele (Bolu-bolu, Wedi Awu dan Lenggoksono) menjadi salah satu Desa Wisata mumpuni di Kabupaten Malang. Bukan tak mungkin kalau akhirnya nanti Jawa Timur akan memiliki hidden gems baru di ujung Samudera Hindia yang lahir dari pemikiran seorang anak muda, karena cinta luar biasanya kepada tempat tinggalnya.
Bukankah memang tujuan utama manusia di muka bumi ini untuk melakukan perubahan dan jadi pemimpin ke arah lebih baik? Tentu semua itu bisa diwujudkan semakin cemerlang jika kita memiliki perangkat yang penuh warna dan memukau seperti ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300). Selamat bermimpi, Sahabat Awan!
0 Komentar